Sabtu, 20 November 2010

Etika Bisnis Dalam Kerja Sama Berwirausaha

Etika Bisnis Dalam Kerja Sama Berwirausaha

Seorang wirausaha dengan segala kelebihan dan kekurangannya memerlukan kerja sama dengan pihak lain, yang pada gilirannya tercapai Win-win Solution. Kerja sama yang baik akan tercipta, bila kerjasama tersebut dilandasi nilai-nilai kerja sama yang disepakati bersama. Salah satu yang harus diperhatikan dalam masalah kerja sama usaha ini adalah“Etika Bisnis dalam Bekerja sama”. ada 6 dasar etika bisnis yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Kejujuran, Karakter dan Integritas

Setiap orang pada hakekatnya memiliki karakter yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, sehingga karakter menunjukkan personality atau kepribadian seseorang yang menunjukkan kualitas yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok komunitas tertentu. Seorang yang memiliki karakter yang baik, biasanya memiliki integritas diri yang tinggi. Jadi, yang dimaksud dengan integritas adalah sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh, sehingga dapat memancarkan kewibawaan. Oleh karena itu, seseorang yang berintegritas tinggi biasanya memiliki kejujuran lebih dari mereka yang integritas dirinya kurang. Dengan demikian, kejujuran menunjukkan ketulusan hati dan sikap dasar yang dimiliki setiap manusia. Sudah seharusnya seorang wirausaha memilih mitra kerja yang selain jujur juga potensial. Ia juga memiliki karakter dan integritas yang tinggi. Karakter, integritas, dan kejujuran merupakan tiga hal yang saling terkait atau merupakan satu kesatuan yang membentuk pribadi tangguh.

b. Kepercayaan.

Kepercayaan adalah keyakinan atau anggapan bahwa sesuatu yang dipercaya itu benar atau nyata. Kepercayaan merupakan modal dalam berbisnis yang tidak muncul begitu saja atau dadakan, kepercayaan lahir dan dibangun dari pengalaman. Oleh karena itu, kepercayaan dimunculkan dari proses yang mungkin dalam waktu singkat, bahkan bisa pula dalam waktu yang lama. Seorang wirausaha yang akan berkerja sama dengan pihak atau orang lain akan memilih mitra yang ia percaya, yang telah melalui proses uji kelayakan sebagai mitra. Proses pengujian ini dapat dilakukan baik melalui pengamatan maupun membaca track record calon mitra, baik secara langsung maupun melalui pihak lain yang dipercaya. Sudah selayaknya mitra yang diajak berkerja sama adalah orang atau pihak yang benar-benar dapat dipercaya, karena sekali salah memilih mitra maka akan sulit membangun kembali kepercayaan.


c. Komunikasi yang terbuka.

Dikarenakan kerja sama didasarkan atas kepentingan kedua pihak, maka dalam kerja sama usaha harus ada komunikasi yang terbuka antara keduanya. Komunikasi kedua pihak penting, mengingat dalam usaha atau bisnis memerlukan banyak informasi untuk menunjang kepentingan usaha. Pertukaran informasi dan diskusi kedua pihak mengenai usaha bersama yang dijalankan tidak mungkin terjadi jika salah satu pihak menutup diri atau kurang terbuka. Oleh karena itu, komunikasi yang terbuka merupakan salah satu dasar bermitra yang harus dibangun. Untuk memahami masalah komunikasi ini, coba Anda ingat dan buka kembali modul 2 tentang Kiat mengembangkan kemampuan berkomunikasi.

d. A d i l

Telah diungkapkan pada uraian terdahulu bahwa maksud dan tujuan dari kerja sama adalah “Win-win Solution”, yang bermakna bahwa dalam kerja sama harus ada keadilan di antara kedua pihak. Artinya bahwa bila usaha yang dijalankan mengalami kerugian, maka bukan hanya salah satu pihak saja yang harus menanggung kerugian tersebut, melainkan harus ditanggung bersama. Begitu pula sebaliknya, bila mendapatkan keuntungan, keduanya pun memperoleh keuntungan. Besarnya kerugian dan keuntungan bagian masingmasing ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama pada awal kontrak kerja sama ditandatangani, yang biasanya didasarkan pada sumbangan masing-masing pihak dalam kerja sama tersebut. Dengan demikian, adil menunjukkan sikap tidak berat sebelah atau menguntungkan/merugikan pihak lain. Adil memang mudah untuk diucapkan, namun berat untuk dilaksanakan oleh manusia karena hanya Allah yang maha adil.

e. Keinginan pribadi dari pihak yang bermitra.

Seorang wirausaha yang melakukan kerjasama usaha dengan pihak lain memiliki motivasi tertentu, yang dibentuk oleh keinginan-keinginan tertentu yang akan diraihnya dari kerja sama tersebut. Dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada kerja sama yang tidak didasari keinginan-keinginan tertentu dari pihak yang bermitra tersebut. Keinginan-keinginan dari kedua pihak dapat keinginan yang bersifat ekonomi, seperti keinginan untuk lebih maju dan berkembang, keinginan memperluas pasar dan sebagainya, maupun keinginan nonekonomi, seperti peningkatkan kemampuan dan pengalaman serta pergaulan usaha yang lebih luas. Keinginan-keinginan tersebut akan menjadi penggerak atau motivator uantuk menjalankan kerja sama secara harmonis.

f. Keseimbangan antara resiko dan insentif

Sebagaimana dalam aspek adil yang diuraikan sebelumnya, aspek keseimbangan antara insentif dan resiko dapat pula bermakna adil. Artinya, dalam berbisnis, pasti akan ada resiko yang harus dipikul masing-masing pihak dan ada insentif yang diterima masing-masing sebagai hasil atau dampak dari resiko yang ditanggung tersebut. Keseimbangan antara insentif dan resiko senantiasa ada selama kerja sama usaha tersebut ada dan kedua pihak sepakat untuk tetap mempertahankannya. Bila salah satu pihak sudah tidak sanggup untuk menjalankan resiko, maka otomatis insentif berupa keuntungan pun tidak akan diraihnya dan tentu saja ini akan menganggu kontinuitas kerja sama usaha.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)

CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat tempatan. Secara teoretik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para strategic- stakeholdersnya, terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. CSR memandang perusahaan sebagai agen moral. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah pengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya. Salah satu prinsip moral yang sering digunakan adalah golden-rules, yang mengajarkan agar seseorang atau suatu pihak memperlakukan orang lain sama seperti apa yang mereka ingin diperlakukan. Dengan begitu, perusahaan yang bekerja dengan mengedepankan prinsip moral dan etis akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat.

1. Pemahaman Tentang CSR

Menilik sejarahnya, gerakan CSR modern yang berkembang pesat selama dua puluh tahun terakhir ini lahir akibat desakan organisasi-organisasi masyarakat sipil dan jaringannya di tingkat global. Keprihatinan utama yang disuarakan adalah perilaku korporasi, demi maksimalisasi laba, lazim mempraktekkan cara-cara yang tidak fair dan tidak etis, dan dalam banyak kasus bahkan dapat dikategorikan sebagai kejahatan korporasi. Beberapa raksasa korporasi transnasional sempat merasakan jatuhnyareputasi mereka akibat kampanye dalam skala global tersebut.2 Hingga dekade 1980-90 an, wacana CSR terus berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992 menegaskan konsep sustainibility development (pembangunan berkelanjutan) sebagai hal yang mesti diperhatikan, tak hanya oleh negara, tapi terlebih oleh kalangan korporasi yang kekuatan kapitalnya makin menggurita. Tekanan KTT Rio, terasa bermakna sewaktu James Collins dan Jerry Porras meluncurkan Built To Last; Succesful Habits of Visionary Companies di tahun 1994. Lewat riset yang dilakukan, mereka menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang terus hidup bukanlah perusahaan yang hanya mencetak keuntungan semata. Sebagaimana hasil Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro Brazilia pertumbuhan ekonomi (economic growth) menjadi pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Dalam perspektif perusahaan, di mana keberlanjutan dimaksud merupakan suatu program sebagai dampak dari usaha-usaha yang telah dirintis, berdasarkan konsep kemitraan dan rekanan dari masing-masing stakeholder.

Ada lima elemen sehingga konsep keberlanjutan menjadi penting, di antaranya adalah ;

(1) ketersediaan dana,

(2) misi lingkungan,

(3) tanggung jawab sosial,

(4) terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat, korporat, dan pemerintah),

(5) mempunyai nilai keuntungan/manfaat.

Pertemuan Yohannesburg tahun 2002 yang dihadiri para pemimpin dunia memunculkan konsep social responsibility, yang mengiringi dua konsep sebelumnya yaitu economic dan environment sustainability. Ketiga konsep ini menjadi dasar bagi perusahaan Responsibility). Pertemuan penting UN Global Compact di Jenewa, Swiss, Kamis, 7 Juli 2007 yang dibuka Sekjen PBB mendapat perhatian media dari berbagai penjuru dunia. Pertemuan itu bertujuan meminta perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab dan perilaku bisnis yang sehat yang dikenal dengan corporate social responsibility. Sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya. Atau dalam pengertian kemampuan perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait dengannya, baik lokal, nasional, maupun global. Karenanya pengembangan CSR kedepan seyogianya mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan.

Prinsip keberlanjutan mengedepankan pertumbuhan, khususnya bagi masyarakat miskin dalam mengelola lingkungannya dan kemampuan institusinya dalam mengelola pembangunan, serta strateginya adalah kemampuan untuk mengintegrasikan dimensi ekonomi, ekologi, dan sosial yang menghargai kemajemukan ekologi dan sosial budaya. Kemudian dalam proses pengembangannya tiga stakeholder inti diharapkan mendukung penuh, di antaranya adalah; perusahaan, pemerintah dan masyarakat. Dalam implementasi program-program CSR, diharapkan ketiga elemen di atas saling berinteraksi dan mendukung, karenanya dibutuhkan partisipasi aktif masing-masing stakeholder komprehensif. Karena dengan partisipasi aktif para stakeholder diharapkan pengambilan keputusan, menjalankan keputusan, dan pertanggungjawaban dari implementasi CSR akan di emban secara bersama. CSR sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Di sini bottom lines lainnya selain finansial juga adalah sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable).

Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya (Corporate Social agar dapat bersinergi, untuk mewujudkan dialog secara berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya. Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for Standardization) sebagai induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk membentuk tim (working group) yang membidani lahirnya panduan dan standarisasi untuk tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility.

Pengaturan untuk kegiatan ISO dalam tanggungjawab sosial terletak pada pemahaman umum bahwa SR adalah sangat penting untuk kelanjutan suatu organisasi. Pemahaman tersebut tercermin pada dua sidang, yaitu “Rio Earth Summit on th Environment” tahun 1992 dan tahun 2002 yang diselenggarakan di Afrika Selatan. Pembentukan ISO 26000 ini diawali ketika pada tahun 2001 badan ISO meminta ISO on Consumer Policy atau COPOLCO merundingkan penyusunan standar Corporate Social Responsibility. Selanjutnya badan ISO tersebut mengadopsi laporan COPOLCO mengenai pembentukan “Strategic Advisory Group on Social Responsibility pada tahun 2002. Pada bulan Juni 2004 diadakan pre-conference dan conference bagi negara- negara berkembang, selanjutnya di tahun 2004 bulan Oktober, New York Item Proposal atau NWIP diedarkan kepada seluruh negara anggota, kemudian dilakukan voting pada bulan Januari 2005, dimana 29 negara menyatakan setuju, sedangkan 4 negara tidak.

Dalam hal ini terjadi perkembangan dalam penyusunan tersebut, dari CSR atau Corporate Social Responsibility menjadi SR atau Social Responsibility saja. Perubahan ini, menurut komite bayangan dari Indonesia, disebabkan karena pedoman ISO 26000 diperuntukan bukan hanya bagi korporasi tetapi bagi semua bentuk organisasi, baik swasta maupun publik. ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang maupun negara maju. Dengan Iso 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat ini dengan cara:

1) mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan isunya

2) menyediakan pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif; dan

3) memilah “World Summit on Sustainable Development (WSSD)” praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional.

Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility yang secara konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR akan mencakup 7 isu pokok yaitu:

1. Pengembangan Masyarakat

2. Konsumen

3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat

4. Lingkungan

5. Ketenagakerjaan

6. Hak asasi manusia

7. Organizational Governance (governance organisasi)

ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang:

• Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat;

• Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder;

• Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional;

• Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.

Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial responsibility hendaknya terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya suatu perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih mengiklankan penerimaan pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan pegawai sesuai dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000 perusahaan tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya secara utuh.

Contoh lain, misalnya suatu perusahaan memberikan kepedulian terhadap pemasok perusahaan yang tergolong industri kecil dengan mengeluarkan kebijakan pembayaran transaksi yang lebih cepat kepada pemasok UKM. Secara logika produk atau jasa tertentu yang dihasilkan UKM pada skala ekonomi tertentu akan lebih efisien jika dilaksanakan oleh UKM. Namun UKM biasanya tidak memiliki arus kas yang kuat dan jaminan yang memadai dalam melakukan pinjaman ke bank, sehingga jika perusahaan membantu pemasok UKM tersebut, maka bisa dikatakan perusahaan tersebut telah melaksanakan bagian dari tanggung jawab sosialnya.

Prinsip-prinsip pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dan kegiatan tanggung jawab sosial menurut ISO 26000 meliputi:

• Kepatuhan kepada hukum

• Menghormati instrumen/badan-badan internasional

• Menghormati stakeholders dan kepentingannya

• Akuntabilitas

• Transparansi

• Perilaku yang beretika

• Melakukan tindakan pencegahan

• Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia


2. Praktek-Praktek CSR

Penerapan CSR di perusahaan akan menciptakan iklim saling percaya di dalamnya, yang akan menaikkan motivasi dan komitmen karyawan. Pihak konsumen, investor, pemasok, dan stakeholders yang lain juga telah terbukti lebih mendukung perusahaan yang dinilai bertanggung jawab sosial, sehingga meningkatkan peluang pasar dan keunggulan kompetitifnya. Dengan segala kelebihan itu, perusahaan yang menerapkan CSR akan menunjukkan kinerja yang lebih baik serta keuntungan dan pertumbuhan yang meningkat. Memang saat ini belum tersedia formula yang dapat memperlihatkan hubungan praktik CSR terhadap keuntungan perusahaan sehingga banyak kalangan dunia usaha yang bersikap skeptis dan menganggap CSR tidak memberi dampak atas prestasi usaha, karena mereka memandang bahwa CSR hanya merupakan komponen biaya yang

mengurangi keuntungan. Praktek CSR akan berdampak positif jika dipandang sebagai investasi “jangka panjang”. Karena dengan melakukan praktek CSR yang berkelanjutan, perusahaan akan mendapat “tempat di hati dan ijin operasional” dari masyarakat, bahkan mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.3 Januari 2005, dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, melalui Global Governance Initiative, kalangan bisnis diajak memikirkan soal kemiskinan melalui praktik CSR.

Pada tanggal 8 – 9 September 2005 bertempat di Jakarta, Indonesia menjadi tuan rumah AFCSR (Asian Forum for Corporate Social Responsibility) yang memaparkan bagaimana CSR harus dipraktikkan oleh bisnis di Asia. Terakhir, World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) menyatakan dalam sebuah side-event Pertemuan PBB New York (14-16/9), bahwa praktik CSR adalah wujud komitmen dunia bisnis untuk membantu PBB merealisasikan target Millennium Development Goals (MDGs).

Sabtu, 30 Oktober 2010

ETIKA BISNIS DAN PENERAPANNYA DI BERBAGAI SEKTOR

ETIKA BISNIS DAN PENERAPANNYA DI BERBAGAI SEKTOR

Etika
Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau jelek. Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut. Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.

Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan kedalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

Penerapan Etika pada Organisasi Perusahaan
Dapatkan pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang (individu) sebagai perilaku moral yang nyata?
Ada dua pandangan yang muncul atas masalah ini :
Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal berpikir bahwa organisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal mengikuti standar moral atau mengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral. Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya dengan moralitas. Akibatnya, lebih tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secara moral karenaia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang gagal bertindak secara moral.

Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan bertindak secara bermoral.

Globalisasi, Perusahaan Multinasional dan Etika Bisnis
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya barang- barang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain sebagainya.
Perusahaan multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung jawab dalam transaksi internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang bergerak di bidang yang menghasilkan pemasaran, jasa atau operasi administrasi di beberapa negara. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi, pemasaran, jasa dan beroperasi di banyak negara yang berbeda.
Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam budaya dan standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa perusahaan melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Etika Bisnis dan Perbedaan Budaya
Relativisme etis adalah teori bahwa, karena masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah, tergantung kepada pandangan masyarakat itu. Dengan kata lain, relativisme moral adalah pandangan bahwa tidak ada standar etis yang secara absolute benar dan yang diterapkan atau harus diterapkan terhadap perusahaan atau orang dari semua masyarakat. Dalam penalaran moral seseorang, dia harus selalu mengikuti standar moral yang berlaku dalam masyarakat manapun dimana dia berada.
Pandangan lain dari kritikus relativisme etis yang berpendapat, bahwa ada standar moral tertentu yang harus diterima oleh anggota masyarakat manapun jika masyarakat itu akan terus berlangsung dan jika anggotanya ingin berinteraksi secara efektif. Relativisme etis mengingatkan kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan moral yang berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana mengabaikan keyakinan moral kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai dengan standar moral kita.

Teknologi dan Etika Bisnis
Teknologi yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi masyarakat dan bisnis, dan menciptakan potensi problem etis baru. Yang paling mencolok adalah revolusi dalam bioteknologi dan teknologi informasi. Teknologi menyebabkan beberapa perubahan radikal, seperti globalisasi yang berkembang pesat dan hilangnya jarak, kemampuan menemukan bentuk-bentuk kehidupan baru yang keuntungan dan resikonya tidak terprediksi. Dengan perubahan cepat ini, organisasi bisnis berhadapan dengan setumpuk persoalan etis baru yang menarik.

KASUS ETIKA DALAM BISNIS

Kasus etika dalam bisnis

Etika seharusnya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika mengatursemua aktivitas manusia yang disengaja, dan karena bisnis merupakan aktitivitas manusia yang disengaja, etika hendaknya juga berperan dalam bisnis. Argumen lain berpandangan bahwa, aktivitas bisnis, seperti juga aktivitas manusia lainnya, tidak dapat eksis kecuali orang yang terlibat dalam bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar mini maletika. Bisnis merupakan aktivitas kooperatif yang eksistensinya mensyaratkan perilaku etis.

Dalam masyarakat tanpa etika, seperti ditulis oleh filsuf Hobbes, ketidakpercayaan dan kepentingan diri yang tidak terbatas akan menciptakan ”perang antar manusia terhadap manusia lain”, dan dalam situasi seperti itu hidup akan menjadi ”kotor, brutal, dandangkal”. Karenanya dalam masyarakat seperti itu, tidak mungkin dapat melakukan aktivitas bisnis, dan bisnis akan hancur. Katena bisnis tidak dapat bertahan hidup tanpa etika, maka kepentingan bisnis yang paling utama adalah mempromosikan perilaku etika kepada anggotanya dan juga masyarakat luas.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan bahwa etika konsistendengan tujuan bisnis, khususnya dalam mencari keuntungan. Contoh Merck dikenal karena budaya etisnya yang sudah lama berlangsung, namun ia tetap merupakan perusahaan yang secara spektakuler mendapatkan paling banyak keuntungan sepanjang masa.
Apakah ada bukti bahwa etika dalam bisnis secara sistematis berkorelasi denganprofitabilitas? Apakah Perusahaan yang etis lebih menguntungkan dapripada perusahaan lainnya ?

Beberapa studi menunjukan hubungan yang positif antara perilaku yang bertanggung jawab secara sosial dengan profitabilitas, beberapa tidak menemukan korelasi bahwaetika bisnis merupakan beban terhadap keuntungan. Studi lain melihat, perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial bertransaksi di pasar saham, memperoleh pengembalian yang lebih tinggi daripada perusahaan lainnya. Semua studi menunjukan bahwa secara keseluruhan etika tidak memperkecil keuntungan, dan tampak justru berkontribusi pada keuntungan.
Dalam jangka panjang, untuk sebagian besar, lebih baik menjadi etis dalam bisnis daripada tidak etis. Meskipun tidak etis dalam bisnis kadang berhasil, namun perilaku tidaketis ini dalam jangka panjang, cenderung menjadi kekalahan karena meruntuhkanhubungan koperatif yang berjangka lama dengan pelanggan, karyawan dan anggotamasyarakat dimana kesuksesan disnis sangat bergantung.

Akhirnya kita harus mengetahui ada banyak bukti bahwa sebagian besar orang akanmenilai perilaku etis dengan menghukum siapa saja yang mereka persepsi berperilakutidak etis, dan menghargai siapa saja yang mereka persepsi berperilaku etis. Pelangganakan melawan perusahaan jika mereka mempersepsi ketidakadilan yang dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan mengurangi minat mereka untuk membeli produknya. Karyawan yang merasakan ketidakadilan, akan menunjukan absentisme lebih tinggi, produktivitas lebih rendah, dan tuntutan upah lebih tinggi. Sebaliknya, ketika karyawan percaya bahwa organisasi adil, akan senang mengikuti manajer. Melakukan apapun yang dikatakan manajer, dan memandang keputusan manajer sah. Ringkasnya, etika merupakan komponen kunci manajemen yang efektif. Dengan demikian, ada sejumlah argumen yang kuat, yang mendukung pandangan bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis.

CONTOH KASUS
Dugaan penggelapan pajak
IM3 diduga melakukan penggelapan pajak
dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar.
750 penanam modal asing (PMA) terindikasi tidak membayar pajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut. Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi.

Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. Kemungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dalam kasus tersebut.

Pihak pemerintah dan DPR perlu segera membentuk tim auditor independen yang kompeten dan kredibel untuk melakukan audit investigatif atau audit forensik untuk membedah laporan keuangan dari 750 PMA yang tidak membayar pajak. Korporasi multinasional yang secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban ekonomi, hukum, dan sosialnya bisa dicabut izin operasinya dan dilarang beroperasi di negara berkembang.

PRO KONTRA YANG MENDUKUNG DAN YANG MENETANG ETIKA BISNIS

PRO KONTRA YANG MENDUKUNG DAN YANG MENETANG ETIKA BISNIS

Banyak yang keberatan dengan penerapan standar moral dalam aktivitas bisnis. Bagian ini membahas keberatan-keberatan tersebut dan melihat apa yang dapat dikatakan berkenaan dengan kesetujuan untuk menerapkan etika ke dalam bisnis.

Tiga keberatan atas penerapan etika ke dalam bisnis :Orang yang terlibat dalam bisnis, kata mereka hendaknya berfokus pada pencarian keuntungan finansial bisnis mereka dan tidak membuang-buang energi mereka atau sumber daya perusahaan untuk melakukan ”pekerjaan baik”. Tiga argumen diajukan untuk mendukung perusahaan ini :

Pertama, beberapa berpendapat bahwa di pasar bebas kompetitif sempurna, pencarian keuntungan dengan sendirinya menekankan bahwa anggota masyarakat berfungsi dengancara-cara yang paling menguntungkan secara sosial. Agar beruntung, masing-masing perusahaan harus memproduksi hanya apa yang diinginkan oleh anggota masyarakat dan harus melakukannya dengan cara yang paling efisien yang tersedia. Anggota masyarakatakan sangat beruntung jika manajer tidak memaksakan nilai-nilai pada bisnis, namun mengabdikan dirinya pada pencarian keuntungan yang berfokus. Pernyataan tersebut menyembunyikan sejumlah asumsi yaitu : Pertama, sebagian besar industri tidak ”kompetitif secara sempurna”, dan sejauh sejauh perusahaan tidak harusberkompetisi, mereka dapat memaksimumkan keuntungan sekalipun produksi tidak efisien. Kedua, argumen itu mengasumsikan bahwa langkah manapun yang diambil untuk meningkatkan keuntungan, perlu menguntungkan secara sosial, sekalipun dalam kenyataannya ada beberapa cara untuk meningkatkan keuntungan yang sebenarnya merugikan perusahaan : membiarkan polusi, iklan meniru, menyembunyikan cacat produksi, penyuapan. Menghindari pajak, dsb. Ketiga, argumen itu mengasumsikan bahwa dengan memproduksi apapun yang diinginkan publik pembeli, perusahaan memproduksi apa yang diinginkan oleh seluruh anggota masyarakat, ketika kenyataankeinginan sebagian besar anggota masyarakat (yang miskin dan dan tidak diuntungkan) tidak perlu dipenuhi karena mereka tidak dapat berpartisipasi dalam pasar. Keempat,argumen itu secara esensial membuat penilaian normatif.

Kedua, Kadang diajukan untuk menunjukan bahwa manajer bisnis hendaknya berfokus mengejar keuntungan perusahaan mereka dan mengabaikan pertimbangan etis, yang olehAle C. Michales disebut ”argumen dari agen yang loyal”. Argumen tersebut secara sederhana adalah sbb :Sebagai agen yang loyal dari majikannya manajer mempunyai kewajiban untuk melayani majikannya ketika majikan ingin dilayani (jika majikan memiliki keakhlian agen).Majikan ingin dilayani dengan cara apapun yang akan memajukan kepentingannya sendiri. Dengan demikian sebagai agen yang loyal dari majikannya, manajer mempunyai kewajiban untuk melayani majikannya dengan cara apapun yang akan memajukan kepentingannya. Argumen agen yang loyal adalah keliru, karena ”dalam menentukan apakah perintahklien kepada agen masuk akal atau tidak... etika bisnis atau profesional harus mempertimbangkan” dan ”dalam peristiwa apapun dinyatakan bahwa agen mempunyai kewajiban untuk tidak melaksanakan tindakan yang ilegal atau tidak etis”. Dengan demikian, kewajiban manajer untuk mengabdi kepada majikannya, dibatasi oleh batasan- batasan moralitas.

Ketiga, untuk menjadi etis cukuplah bagi orang-orang bisnis sekedar mentaati hukum :Etika bisnis pada dasarnya adalah mentaati hukum.Terkadang kita salah memandang hukum dan etika terlihat identik. Benar bahwa hokum tertentu menuntut perilaku yang sama yang juga dituntut standar moral kita. Namun demikian, hukum dan moral tidak selalu serupa. Beberapa hukum tidak punya kaitandengan moralitas, bahkan hukum melanggar standar moral sehingga bertentangan denganmoralitas, seperti hukum perbudakan yang memperbolehkan kita memperlakukan budaksebagai properti. Jelas bahwa etika tidak begitu saja mengikuti hukum.Namun tidak berarti etika tidak mempunyai kaitan dengan hukum. Standar Moral kitakadang dimasukan ke dalam hukum ketika kebanyakan dari kita merasa bahwa standar moral harus ditegakkan dengan kekuatan sistem hukum sebaliknya, hukum dikritik dan dihapuskan ketika jelas-jelas melanggar standar moral.

Selasa, 18 Mei 2010

tentang pancasila

Pancasila sebagai:

1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Pancasila digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan aktivitas dan kehidupan di dalam segala bidang. Dengan kata lain semua tingkah laku dan perbuatan setiap manusia Indonesia harus sesuai dengan sila-sila Pancasila.

2. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa
Pancasila sudah menjadi jiwa setiap rakyat Indonesia dan telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan.

3. Pancasila sebagai dasar Negara
Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan Negara atau dasar mengatur penyelenggaraan Negara.
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, SH. ; Pancasila merupakan norma hukum pokok atau pokok kaidah fundamental dan memiliki kedudukan yang tetap, kuat, dan tidak berubah. Pancasila juga memiliki kekuatan yang mengikat secara hukum.
Penegasannya tercantum dalam:
1. Pembukaan UUD 1945 alinea IV
2. Tap MPR No.XVII/MPR/1998
3. Tap MPR No.II/MPR/2000

4. Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia
Pancasila merupakan dasar filsafat negara dan ideologi negara. Yang kemudian dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan dan mengatur penyelenggaraan negara.

5. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia
Merupakan fungsi Pancasila dilihat secara yuridis ketatanegaraan. Tap MPR No. III/MPR/2000 mengatur tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan.

6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
Pancasila disahkan bersama-sama dengan disahkannya UUD 1945 oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. PPKI merupakan wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur tersebut.

7. Pancasila sebagai cita-cita bangsa Indonesia
Cita-cita luhur bangsa Indonesia tegas termuat dalam Pembukaan UUD 1945 karena Pembukaan UUD 1945 merupakan perjuangan jiwa proklamasi, yaitu jiwa Pancasila. Dengan demikian Pancasila merupakan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.

 


keanaekaragaman Indonesia

 

Keaneka ragaman Hewan dan Tumbuhan Indonesia di Banding Negara-Negara Lain di Dunia

            

    Secara astronomis indonesia berada pada 60 LU - 110 LS dan 950 BT - 1410 BT. artinya indonesia terletak didaerah iklim tropis (daerah tropis berada diantara 23 1/20 LU dan 23 1/20 LS). Ciri - ciri daerah tropis antara lain temperatur cukup tinggi  (260C - 280C), curah hujan cukup banyak (700 - 7000mm/ tahun) dan tanahnya subur karena proses pelapukan batuan cukup cepat.

    Bila dilihat dari geografis , indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yakni sirkum pasifik dan rangkaian sirkum mediterania, sehingga indonesia memiliki banyak pegunungan berapi. hal tersebut menyebabkan tanah menjadi subur.

    Di Indonesia terdapat 10% spesies tanaman, 12% spesies mamalia, 16% spesies reptilia dan amfibi , dan 17% dari spesies burung yang ada didunia. (Menurut dari data yang penulis lihat dari situs wikepedia.)

sejumlah spesies tersebut bersifat endemik , yaitu hanya terdapat di Indonesia dan tidak ditemukan ditempat lain.

Contohnya adalah sebagai berikut:

1. burung cendrawasih di papua,

2. burung maleo di sulawesi,

3. komodo di pulau komodo.

4. anoa di sulawesi

5. rafflesia arnoldii, terdapat dipulau sumatera dan penyebarannya disepanjang bukit barisan dari aceh sampai lampung.

6. Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) merupakan flora khas indonesia yang terdapat disumatra.

 

    Tumbuhan yang beraneka ragam dan bernilai ekonomi dapat dimanfaatkan. contohnya sebagai berikut:

1. macam - macam varietas durian (Duriozibethinus), antara lain , durian petruk dari randusaria jepara, durian sitokong dari ragunan, durian sunan yang berasal dari boyolali, durian simas dari bogor.

2. Kedondong (Spondias cythrerea), misalnya kedondong karimunjawa berasal dari Karimunjawa.

3. Salak (Zalacca edulis), misalnya , salak pondoh berasal dari desa soka sleman  dan salak bejalen dari ambarawa.

 

 


Studi kasus Materi Komunikasi Pesmasaran

Studi kasus Materi Komunikasi Pesmasaran

Anak-anak sebagai target pelaku pemasaran

              Anak kecil mempunyai factor yang penting dalam palaku pemasaran melakukan pemasaran terhadap produknya,karena mereka mempunyai kekuatan daya beli yang tinggi. Dalam beberapa decade yang lalu, industry  yang prmasrannya untuk anak-anak mengalami peningkatan dalam dari 100 juta dollar amerika pada tahun 1990 menjadi lebih dari 200 milyard pada tahun 2000 ini.

Berikut beberapa  strategi  pemasar  dalam melakukan pemsarannya terhadap anak-anak:

-         Pester power ( kekuatan rengekan sang anak)

Sekarang-sekarang ini anak-anak lebih mempunyai hak dan mempunyai kekuatan dalam membuat keputusan dibanding generasi anak-anak sebelumnya, jadi  Orang tua saat ini mengikuti aapa yang dinginkan oleh anaknya dalam memlakukan pembelian produk/barang. Kekuatan rengekan adalah salah satu kemampuan dari anak-anak dalam menyuarakan haknya dan sulit dihindari orang tua dalam melakukan pembelian apa yang diinginkan oleh anaknya.

 

-         The marriage of psychology and marketing (penggabungan teknik pemasaran dan psikologi)

Anak adalah pasar yang tepat dalam melakukan pemasaran produknya, oleh karana itu pemasar ingin tahu apa yang telah dibutuhkan oleh anak-anak. Dengan bantuan peneliti dan psikologis itulah sekarang pemasar dapat mengetahui perkembangan anak, emosi , dan kehidupan sosialnya yang diperbandingkan menurut kelompok umur, unutk memasarkan produknya. Dengan penelitian itu pula pelaku pemasaran dapat menentukan strategi dalam melakukan pemasaran produknya.

-         Building brand name loyalty (membangun kesetiaan terhadap merk)

-         Buzz or street marketing ( jalur pemasaran)

Tantangan yang besar dalam pemasaran melakukan pemasaran produknya adalah menentukan jalur pemasaran yang tepat. Dalam hal ini pemasar melakukan metode mulut ke mulut dalam melakukan pemasaran produknya.

-         Commecialitation education

Sekolah digunakan  sebagai tempat yang tepat dalam melindungi anak terhadap pelaku pemasaran dalam menyampaikan pesan yang terlalu berlebihan.

-         The internet

Internet adalah salah satu sarana pelaku pemasaran dalam melakukan pemasaran produknya terhadap anak-anak, tetapi sarana ini menjadi sangat menakutkan bagi para kebanyakan orang tua, karena:

@ tidak pahamnya orang tua kepada bagaimana dalam melakukan aktivitas internet

@ seringnya anak-anak online internet sendirian tanpa sepengetahuan orang tua.

-         Marketing adult entertainment to kids (menggunakan bintang dewasa dalam pemasaran untuk anak )

Anak-anak sering sadar akan dan ingin melihat hiburan yang sebenarnya untuk orang  dewasa. Dalam laporan yang dikeluarkan pada tahun 2000 oleh federal state commission(FTC) mengungkapkan bagaimana industri film, music dan video games adalah pasar yang tidajk baik dan keras untuk anak muda. Contohnya video permainan yang sebenarnya di peruntukan oleh anak berusia 17 tahun ke atas malah dimainkan  juga oleh anak berusia dibawah 17 tahun.  Hal tersebut bisa berdampak tidak baik bagi kondisi anak-anak saat ini.

 

Isu special untuk anak-anak

-         Development concerns

Pada  penelitian yang telah dilakukan, diketahui penelitian itu menampilkan bahwa anak itu tidak dapat membedakan antara Tv umum dan komersial. Biasanya anak salah mengartikan dan tidak mengerti terhada apa yang mereka lihat.

-         Effect materialism mengngkapkan imbas yang di hasilkan dari materialism pemasaran terhadap nak-anak. Dimana para pelaku pemasaran mengambil tokoh-tokoh kartun/hiburan yang popular di  mata anak-anak.

-         Junk food advertising and nitrion concerns

Hasil dari pemasaran yang dilakukan berlebihan oleh pihak makan cepat saji, mnuman ringan dll menyebabkan anak-anak mengalami obesitas yng berlebih. Hal ini tidak baik bagi anak-anak yang masih berada di usia yang sangat rentan.

-         Marketing toys based on teen and adult entertainment

Dalam hal ini pemasar menggumakan mainan-mainan dan bintang hibura dewasa dalam melakukan pemasaran bagi produknya.

-         Young consumers as collector menjadikan anak sebagai kolektor hadiah dari apa yang mereka konsumsi

Peraturan pemasaran untuk anak-anak:

Berikut ini ada peraturan yang diterapakan kepada pelaku pemasaran:

-         Pelaku pemasaran tidak boleh mengggunakan kata-kata sperti: “baru”, “ pengenalan” yang menggambarkan produknya selama lebih dari satu tahun. 

-         Pelaku pemasaran tidak boleh melebih-lebihkan produknya ahrs sesuai dengan kenyataan.

-         Pelaku pemasaran tidak boleh memasarkan produknya yang tidak bisa di dapatkan oleh anak-anak.

-         Pelaku pemasaran tidak boleh menjuala produk yang tidak mengerti oleh anak-anak.

-         Pelaku pemasaran tidak boleh menggunakan alat-lat kartun atau yang sejenisnya dalam memasarkan produknya.

 

 


tulisan tentang akuntansi manajemen

CIRI — CIRI GLOBALISASI

CIRI — CIRI GLOBALISASI

Tidak mudah untuk membuat definisi mengenai globalisasi secara Iengkap dan komprehensif. Mungkmn lebih baik kita berusaha mengenali ciri-cirinya dan kemudian mencoba membuat gambaran yang agak utuh.

1.Globalisasi sebagai kelanjutan dan modernisasi.

Globalisasi sesungguhnya tidaklah datang secara mendadak. Ada masukan­masukan dan masa Iampau yang kemudian berakumulasi dan bermuara kepada apa yang terjadi dewasa ml. Dalam hal mi globalisasi perlu diselami sebagai kejadian yang mempunyai Iatar belakang sejarah Barat dan Eropa. Globalisasi merupakan gelombang lanjutan dan runtuhnya abad pertengahan Eropa yang serba keagamaan melahirkan jaman modern, di mana manusia berusaha mewujudkan sistem alternatif non-keagamaan yang sifatnya kokoh dan semesta. Humanisme dan renaisance dan kemudian gelombang Enl,~ihtenment atau Aufklarung merupakan awal dan kebangkitan modern tersebut. Faktor-faktor dominan yang menggerakkan adalah ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, hasrat akan kemerdekaan dan kehausan akan kekuasaan. Perubahan tersebut menjadi awal dan gerak evolusi dan bahkan koevolusi yang bergerak terus yang sifatnya menjadi ekspansif dan akumulatif diberbagai bidang kehidupan manusia, yang kemudian pada saat mi bermuara menjadi perubahan besar yang dinamakan globalisasi tersebut.


2.Ciri-ciri di Bidang Ekonomi.

Sebetulnya faktor terpeniting di dalam terjadmnya modernisasi itu adalah faktor ekonomi. Lahirnya jaman modern meruntuhkan tata ekonomi feodal
digantikan dengan tata ekonomi kota. Tata ekonomi kota lebih lanjut tumbuh dan melahirkan tata ekonomi nasional dalam anti ekonomi negara (nation states~. Interaksi balk yang bersifat konfliktif maupun asosiatif dan ekonomi nasional (ekonomi negana) mi tebih lanjut melahirkan sistem ekonomi intennasional. Pnoses evolusi dan koevolusi dan suasana ekonomi internasional mi berakumulasi dan melahirkan tahap ekonomi trans nasional yang merupakan salah satu cmi utama dan apa yang dinamakan globalisasi tersebut. Di dalam fase mi maka ekonomi telah bergerak melintasi batas­batas nasional sementara negara bangsa tidak Iagi menjadi faktor utama yang menentukan.

3.Ciri-cini Bidang Kemasyarakatan

Sebagai reaksi terhadap golongan bangsawan yang disebut sebagai “eerste stand’ dan golongan agama sebagai “tweede stand’ maka jaman modern melahirkan apa yang disebut sebagai “derde stand” yang juga disebut sebagai “burgerl(/k” (civil). Fakton ekonomi memang telah menjadi pemicu Iahirnya golongan ketiga in Munculnya golongan ketiga mi mungkin dapat dipandang sebagai konsep civil socieity generasi pertama. Sifatnya masih reaktioner opositif terhadap golongan Iawannya. Di dalam perkembangannya maka lahinlah konsepsi-konsepsi sistem kemasyarakat-an non keagamaan, antara lain di dalam konsep hak-hak asasi, kemerdekaan, netaionalisme, demokrasi, republik, hukum, namun juga berbagai sistem kekuasaan balk ideologi, politik maupun ekonomi. Inilah konsep civil society generasi kedua yang intinya adalah upaya membangun sistem alternatif non keagamaan yang sifatnya semesta, balk idiil maupun operasionalnya. Lahinlah misalnya konsep sistem liberal, sistem kapitalis, sistem sosialis, komunis dan lain sebagamnya. Pada fase mi kekuasaan merupakan titik berat penhatian, di mana negara bangsa dipandang sebagai institusi alternatif non keagamaan yang sifatnya ideal. Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang bengerak dan fase internasional kepada fase tnansnasional, maka tenjadi pula pergeseran dan fase civil society generasi kedua kepada fase society generasi ketiga. Dalam fase mi manusia melihat bahwa essensi dan pemberontakan modern adalah melawan kekuasaan yang ada pada abad pentengahan tersebut. Maka itu essensi dan alternatif yang dicita-citakan adalah membebaskan manusia dan segala apa yang dinamakan kekuasaan. Negana, institusi, stnuktur, balk politik, ekonomi, hukum maupun militer, dipandang sebagai wujud dan apa yang dinamakan kekuasaan yang bagaimanapun akan selalu membawa manusia kedalam jurang dehumanisasi. Itulah sebabnya maka konsep civil sosiety generasi ketiga cenderung melepaskan manusia dan masyarakat dan segata bentuk institusi kekuasaan maupun stnuktur itu. Sepenti halnya di dalam konsep generasi kedua tenjadi sikap memisahkan agama dan dunia dan manusia sampai kepada memusuhi agama dan bahkan memusuhi dan rnembuangkan Tuhan (seku/arisasi sekular,dan atheisme), maka pada generasi ketiga mi ada berbagai vaniasi sikap dan yang memisahkan negara dan masyanakat sampai kepada sikap yang memandang penlunya negara dan segala institusi kekuasaan dan stnuktun itu dihancunkan dan dibinasakan (Eksistensiallsme, strukturalisme, neomarxisme, post modernicme). Dalam fase akhin mi kelanjutan dan evolusi modernisasi nampak menggejala di dalam genak anti modennisasi itu sendini, apabila hakikat modernisasi adalah kekuatan dan kekuasaan.

4.Ciri-ciri Bidang Ilmu dan Teknologi

Humanisme dan nenaisance memacu terjadinya kemajuan ilmu pengetahuan khususnya yang empinis dan mengenam alam kosmika/. Di dalam perkembangannya pada jaman Aufk/arung maka tumbuh perkembangan ilmu menjadi makmn kuat. Evolusi ilmu dan teknologi menunjukkan betapa pada awalnya kedua hal mi tidak langsung benkaitan dengan perkembangan ekonomi akan tetapm kemudian ilmu, teknologi dan ekonomi menjadi suatu koevolusi yang makin manunggal. Revolusi industni I melahinkan masyarakat industni modern awal, didukung oleh peradaban industni yang tendini dan ilmu pengetahuan positif modern dan teknologi.

Revolusi industni kedua melahirkan apa yang disebut sebagai rnechanisation society (mass production) didukung oleh lahinnya science controlled technology Dan fase controlled technology mi manusia mengembangkan lebih lanjut automatisasi (automatic controlled technology~ yang benmuara kepada sibernetika. Sibernetika inilah mendonong tenjadmnya automation society Sibemetika dan fase automation society inilah yang kemudian melahirkan nevolusi industni III yang amat besan pengaruhnya tenhadap informasi, komunikasi, tnansportasi, dan penguasaan sumben-sumben energi. Terjadinya nevolusi industri III di dalam suasana automation society yang didukung oleh kekuatan sibernetika dan penguasaan sumber-sumber enengi itulah yang menyebabkan (dan mungkin menjadi salah satu fakton) tenjadinya perubahan dan fase intennasional kepada fase transnasional serta lahinnya konsep civil society generasi ketiga. Ekonomi menjadi bersifat tnansnasional ketika sibernetikanya enengi ekonomi yaitu sistem moneten juga masuk ke dalam roda automation society mi. Kita memang belum benhenti. Ilmu dan tehnologi yang pada awalnya hanya menjamah alam di luan manusia telah pula menembus alam di dalam din manusia sendini. IImu biologi telah membawa manusia memasuki bio -technology, dan bahkan bengabung dengan psikologi telah mulai memasuki medan psycho bio technology, yang mungkin akan menjadi medan utama untuk penkembangan umat manusia di masa yang akan datang.

5.Dimensi Kekuatan dan Kekuasaan

Zaman modern merupakan zaman yang menyadarkan bahwa manusia memiliki kekuatan dan kekuasaan yang ada di dalam dininya sendini (tidak di dalam kebangsawanan ataupun di dalam keagamaan). Kanena itulah manusia ingin membangun sistem altennatif kekuasaan yang basisnya bukan kebangsawanan bukan pula keagamaan. Zaman modern menyadankan manusia betapa ekonomi merupakan faktor basis bagi kekuasaan dan kekuatan, terutama ketika ekonomi kota tumbuh menjadi ekonomi nasionat dengan negara bangsa sebagai institusi kekuasaan atau pelaku utamanya. Kekuasaan negana ditentukan oleh kekuatan ekonominya, balk kekuatan itu berupa massa manusia ataupun kekuatan itu menjadi sistem kekuatan yang tenonganisasi. Pada awalnya orang menyadani betapa kekuatan kekuasaan hanuslah didukung oleh massa dan kemampuan kekerasan phisiknya (violence). Namun untuk inipun ekonomilah yang harus mendukungnya, tenutama uang. Maka penhatian kekuasaan tentujulah kepada membangun basis ekonomi negara. Dalam kaitan inilah maka dapat difahami teriadinya gerakan kolonialisme balk yang kuno maupun sampai kepada impenialisme modern dan neoimpenialisme dewasa mi. Intl kekuasaan tidak tenletak di dalam “violence” akan tetapi pada fakton “wealth’ apalagi ketika ekonomm makin manunggal dengan ilmu dan tehnologi. Kekuasaan menjadi didukung oleh ekonomi yang dapat menyediakan mesin-mesin pemaksa dan mesin­mesin penakluk (penang) yang tenjadi sampai sekanang ml. Ekonomi menjadi makin menyatu dengan politik dan militen. Semua mi menupakan bagman nyata dan revolusi industni II. Telah terjadi perang dunia I, penang dunia II, dan kemudian dunia yang berada di dalam suasana konflik bipolar. Penkembangan internasional kedalam fase transnasional nampaknya telah pula mengubah situasi: Suasana bipolar menjadi suasana mu/tip a/ar, namun yang lebih penting dan itu maka kekuatan kekuasaan akan amat ditentukan oleh yang memilki basis nevolusi industni II yang dipenkuat dengan basis revolusi industni III serta penguasaan ekonomi transnasional dalam ilmu dan tehnologi yang serba sibernetika. Semua mi akan mengubah gaya maupun metoda penebutan kekuasaan dan adu kekuatan dan suasana lama kepada suasana banu. Konsep pentahanan, konsep keamanan, konsep penang, konsep militer mungkin akan mengalami penubahan mendasan. Konsep kompetisi yang banyak dibicanakan sebagai cmi globalisasi tidak tenlepas dan dimensi kekuatan dan kekuasaan mi.

6.Globalisasi sebaciai konflik antara kekuatan kekuasaan dan nilai

Mengamati cini-cini globalisasi sebagaimana tersebut di atas maka di dalam penkembangannya globalisasi tidak hanya akan membawa masalah dilema antara yang maju dan yang tentinggal, yang kaya dan yang miskin, namun secara fundamental globalisasi akan membawa dilema antana mereka yang
u~Iyt~ai~ paua jcIIuI r~I’~Ucz~ddII ucIII tc~eI~UdLdII ~e[t1dLd-mdEd aengan mereKa yang bergerak pada jalur cita-cita dan nilai, tenutama cita-cita kemanusiaan (humanisasi). Ekonomi, ilmu dan tehnologi sebagai basis kekuatan dan kekuasaan akan selalu memberikan kemungkinan kepada kekuatan-kekuatan dunia untuk bengerak atas dasar kemauan dan kekuatan kekuasaannya semata-mata, apakah itu kekuatan politik, ekonomi, militer, bahkan tenorisme yang benskala internasional dapat menjadi tnansnasional pula. Di dalam konteks inilah maka globalisasi masih menghadapkan umat manusia kepada masalah dapatkah umat manusia mewujudkan tata dunia banu, tata ekonomi baru, tata politik dunia baru di mana kekuatan dan kekuasaan yang didukung oleh ekonomi, ilmu dan tehnologi akan dapat menjadi kekuatan dan kekuasaan yang berwatak kemanusiaan yang luhur secana semesta, berbasis monalitas senta tenbuka kepada dimensi vertikal eksistensi manusia (religios).

7.Globalisasi sebagai kebangkitan kemanusiaan dunia

Globaliasi sebagai muara gelombang modernisasi membawa gelagat kepada tenjadinya kebangkitan kemanusiaan semesta. Hal mi satu dan lain hal disebabkan kanena pembenontakan modern melawan abad pertengahan maupun pembenontakan psomodernisme tenhadap modernisasi itu sendini pada hakekatnya adalah pembenontakan pembebasan manusia dan kemanusiaan terhadap segala bentuk represi dan eksploitasi. Oleh kanena itu manusia dan kemanusiaan semakin tampil sebagai titik konvergensi dan akumulasinya koevolusi budaya dan peradaban modern dewasa mi. Hal ml semakin diperkuat dengan terjadinya transpontasi dan komunikasi seita kecenderungan yang sifatnya tnansnasional. Dibalik nasionalisme modern yang kemudian melahinkan internasionalisme, dibalik tumbuhnya negionalisme dan tenjadmnya fase tnansnasional di dalam perkembangan sejanah, yang sesungguhnya teriadi tidak lain adalah evolusi dan koevolusi manusia dan kemanusiaan yang makin menjadi semesta pula, balk yang bersmfat Iahir maupun yang bersifat batin.

8.Globalisasi sebagai kebangkmtan kesadaran dalam religius

Modernisme, internasiona lisme, tnansnasionalisme serta globalisme pada hakekatnya berawal dan keinginan manusia membangun sistem semesta non keagamaan. Oleh kanena itu di dalam perkembangannya apa yang dihasilkan oleh modernisme mempunyai sifat non keagamaan, bahkan sementara ada yang menjadi anti keagamaan, dan lebih jauh lagi Ialu bensifat non­Ketuhanan sampai kepada yang menolak kepencayaan kepada adanya Tuhan itu sendini. Sekulanisasi (yang sifatnya minimal non keagamaan atau indifienentisme keagamaan) berkembang menjadi sekulanisme yang smfatnya lebih doktriner melawan agama dan membuangkan Tuhan (Atheisme). Di dalam kondisi seperti ml maka makna, penan, dan posisi agama menjadm
L~1IIIdI~JIIIdII~GThII~dII. I9tIdpeLdKd ycuiy UIUdWd proses mi aaalari manusia mendewakan penangkat-perangkat kekuatan dan kekuasaan senta memutlakkan dininya. Di dalam situasi seperti itu tentulah ada upaya Iingkungan keagamaan untuk mempertahankan din. Ada tumbuh konsepsi mengenai agama sebagai organisasi kekuasaan yang hanus berebut kekuasaan dengan sistem non keagamaan. Ada yang melihat betapa agama­agama harus menenima dan mengikuti penkembangan sekulanisasi dan sekulanisme bahkan atheisme itu sendini. Ada pula yang berusaha untuk membangun titik temu yang antara dunia dan agama, sehmngga memandang agama tidak sebagai organisasi kekuasaan melainkan sebagai kekuatan iman, taqwa dan kekuatan moral senta spiritual dan sejarah sebagai koevolusi kebudayaan dan peradaban. Pengumulan antara agama dengan dunia, antara agama dengan kekuatan dan kekuasaan manusia, masih terus bentangsung sampai pada harm mi.

9.Globalisasi dalam anti luas dan anti sem Dit

Sebagai tambahan terhadap upaya memahami globalisasi itu kinanya ada baiknya dibuat pembedaan antana globalisasi dalam anti luas dan globalisasi dalam anti sempit. Dalam anti sempit globalisasi khususnya berkaitan dengan perubahan-penubahan semesta yang sedang terjadi dewasa mi yang faktor dominannya adalah ekonomi (termasuk uang sebagai sibernetikanya), ilmu dan tehnologi, khususnya tehnologi mnfonmasi, dan tehnologi penguasaan energi. Dalam anti Iuas globalisasi berkaitan dengan segala apa yang mempunyai sifat transnasional, yang mungkin tidak hanya sekanang mi saja, bahkan mungkin sudah sejak zaman dahulu. Misalnya saja agama-agama yang kiranya sejak dahulu sudah memiliki lingkup dan cakupan tnansnasional (bahkan dahulu ada istilah supranasional) ilmu pengetahuan serta kesenian (musik misalnya).

POSISI KITA

Apabila globalisasi kita pandang sebagai faktor eksternal dan eksistensl nasional kmta sebagai bangsa, negara dan masyanakat, maka sejak zaman dahulu kala Indonesia yang bersifat nusantara mi perkembangan, pertumbuhan dan kemajuannya dibentuk oleh interaksmnya dengan faktor-faktor dan luar itu. Hal mi terjadi baik pada zaman masuknya pengaruh dan India, penganuh dan Cina, penganuh dan Timur Tengah dan agama Islam, penganuh dan Eropa, penganuh dan Jepang (sebelum kemerdekaan Republik Indonesia), dan kemudian penganuh mntennasional sampai kepada pengaruh tnansnasional dewasa mi dan di masa yang akan datang.

Menghadapi situasi perubahan peradaban transnasional yang genaknya
cepat dan cakupannya semesta mi, hanya ada 3 pilihan bagi kita:

(1)Menutup din, menjadi katak di dalam tempunung, namun akhirnya akan tengilas pula oleh kekuatan globalisasi.
(2)Menjual din, dalam anti menyenahkan nasib maupun wujud eksistensm kita sepenuhnya kepada salah satu atau bebenapa kekuatan global, yang akan benarti hilangnya hak kemerdekaan dan derajat mantabat jati din eksistensm.
(3)Membangun kemandirian, sehingga mampu mewujudkan keterbukaan disertai kemampuan mengolah secara knitis dan efektmf berbagai masukan dan globalisasi itu sehingga rnenjadi kekuatan banu yang memajukan pensatuan, peradaban senta mempentinggi denajat kemanusiaan bangsa kita dalam kerangka keluarga besar bangsa-bangsa umat manusia.

Kiranya pilihan terbaik adalah opsi ketiga. Dan hal mi kiranya juga yang tenjadi selama mi di dalam sepanjang sejarah kebudayaan dan peradaban Indonesia, yang oleh sementara disebut sebagam kemampuan benakulturasi. Maka masalah utama kita menghadapi globalisasi adalah bagaimana kita membangun kemampuan kita mengakultunasikan masukan-masukan yang dibawa oleh globalisasi.
Di dalam kondisi global tnansnasional dewasa ini maka akulturasm itu tidak sebagaimana terjadi dahulu dengan menunggu masuknya penganuh dan luar, akan tetapi juga harus mampu memasuki medan transnasional tensebut dalam rangka mendapatkan kekuatan untuk perkembangan Indonesia sendini pula. Ke dalam kita hanus mempensiapkan kemampuan kita mengolah dan mengakulturasikan segala apa yang masuk ke Indonesia secara knitis selektif. Ke luar kita hanus mengembangkan kemampuan kita memasuki medan transnasional (tanpa meninggalkan basis regional dan intennasional), hanus mampu memadukan nasionalisme — regionalisme — intennasionalisme, dan tnansnasionalisme.

diskusi pancasila

1. Pancasila pada hakekatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara. Mengapa pancasila itu dianggap sakti hingga harus dilestarikan?
Jelaskan pokok-pokok pikiran pandangan anda.

Tanggapan:

Pancasila dianggap sakti karena tidak ada satu orangpun yang boleh mengubah dan mangganti dari isi yang telah tercantum dalam pancasila. Selain itu, karena pancasila itu sendiri dijadikan sebagai dasar negara/pondasi yang penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang bermula dari pandangan hidup bangsa dan nilai-nilai murni/falsafah bangsa Indonesia.

2. Pancasila adalah ideologi terbuka. Apakah arti keterbukaan ideologi pancasila itu, apa faktor-faktor yang mendorong keterbukaannya, dan apakah tidak mengandung bahaya bagi kelestariannya, serta apa batas-batas keterbukaan ideologi pancasila?
Jelaskan pokok-pokok pikiran pandangan anda.

Tanggapan:

Pada prinsipnya ideologi terbuka adalah suatu pandangan/ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan dapat berinteraksi dengan adanya dinamika secara internal. Ideologi yang wajar adalah ideologi yang bersumber atau berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa. Sedangkan arti keterbukaan ideologi pancasila itu adalah suatu ideologi yang dapat berinteraksi dengan perubahan zaman tanpa mengurangi nilai-nilai pandangan bangsa dan falsafah bangsa indonesia. Serta ideologi yang dapat menerima segala perbedaan yang ada.
Apakah faktor-faktor yang mendorong keterbukaan ideologi pancasila tidak bahaya bagi kelestariannya?
Tentu tidak karena pada dasarnya, keterbukaan ada di karenakan tekad yang kuat untuk memperkukuh kembali kesadaran nilai-nilai dasar pancasila yang telah ada pada masa lampau dan mengembangkannya untuk mencapai tujuan nasional.
Apa batas-batas keterbukaan ideologi pancasila?
Batas-batas keterbukaan ideologi pancasila adalah suatu hal yang tidak boleh melebihi/melanggar dari apa yang sudah ditetapkan,seperti:
Melarang terhadap ideologi komunis,marxisme dan leninisme
Melarang berkembangnya paham liberal
Melarang terhadap pandangan ekstrim yang dapat menghancurkan persatuan bangsa.

Kamis, 13 Mei 2010

Tugas ke 5

Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah

Dalam penggunaan bahasa memiliki arti yang sangat penting. Bahasa adalah alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Untuk penggunaan bahasa dalam suatu karya ilmiah berarti menitikberatkan suatu bahasa sebagai alat komunikasi berupa tulisan. Karena itu, penggunaan bahasa dalam karya ilmiah sangatlah penting salah satunya adalah ejaan.

Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

1. Huruf abjad: abjad yang digunakan ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf: Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz.
2. Huruf vokal: a, e, i, o, u.
3. Huruf konsonan: b, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
4. Huruf diftong: ai, au, ai.
5. Gabungan konsonan: kh, ng, ny, sy.

Huruf kapital dipakai sebagai berikut.
1. Huruf pertama kata pada awal kalimat
2. Huruf pertama petikan langsung
3. Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, termasuk kata ganti
4. Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
5. Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.
9. Huruf pertama nama geografi
10. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata depan atau kata hubung.
11. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat
pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi.
12. Huruf pertama nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata depan dan kata hubung yang berada di
tengah kata.
13. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
14. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai sapaan.
15. Huruf pertama kata ganti Anda.
a. Menuliskan nama buku, majalah, koran
b. Menuliskan istilah asing,daerah, ilmiah yang ditulis dengan ejaan aslinya
c. Menegaskan huruf, kata, atau frasa yang dipentingkan/dikhususkan

Sumber Pencarian :
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/agus_buku_ajar.pdf

opini: dalam melakukan aktivitas dalam berbahasa Indonesia apalagi menyangkut karya atau tulisan, kita perlu mengetahui ejaan yang baik dan benar dalam penggunaannya. Supaya bahasa kita yaitu bahasa Indonesia bisa lestari sepanjang zaman.

Tugas ke 2

Contoh Paragraf Generalisasi, Analogi dan kausal
Paragraf Generalisasi

Dalam piala Thomas dan Uber Cup 2010 pada kejuaran bulutangkis yang berlangsung di Malaysia, tim Uber Indonesia sangat dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan bulutangkis tanah air. Dalam kenyataan dengan hasil yang dicapai beberapa hari kemarin tim Uber Indonesia dapat melaju mulus di babak penyisihan kejuaraan tersebut sampai melaju ke partai semi final. Ini membuktikan bahwa tim tim Uber Indonesia dapat diandalkan merebut juara Uber Cup tersebut.

Paragraf Analogi

Cinta itu ibarat bunga. Jika kita memberikan perhatian dan kasih sayang kepada seseorang yang kita cintai maka cinta akan tumbuh dan bersemi. Seperti halnya bunga, jika kita merawat bunga dengan penuh kasih sayang maka bunga tersebut akan bersemi dan mekar.

Paragraf kausal

Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

Tugas ke 1

Aspek Penalaran dalam Karangan

Penalaran adalah suatu proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan katalain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Jadi dalam karangan, penalaran adalah suatu proses dimana kita mengekspresikan pemikiran kita sehingga di dapat sesuatu yang bersifat logis dan relevan. Menurut prosesnya, penalaran dibedakan menjadi dua. Penalaran ilmiah merupakan sintesis antara kedua jenis penalaran berikut ini:
1. Penalaran induktif
Secara formal dapat dikatakan bahwa induksi adalah proses penalran untuk sampai pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus, beradasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induktif dapat dibedakan :
1.Generalisasi Ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
2.Analogi, Analogi disini adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial yang bersamaan.
3.Hubungan sebab akibat, Penalaran dari sebab ke akibat mulai dari pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan itu, kita menarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan nantinya.

2. Penalaran deduktif
Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hukum, atau teori yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala. Berdasarkan prinsip umum itu, ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagiuan dari hal atau gejala itu. jadi, penalaran deduktif bergerak dari hal atau gejala yang umum menuju pada gejala yang khusus.
Pernyataan dasar dalam logika disebut premis. Di dalam penalran deduktif, berdasarkan premis itu ditarik kesimpulan yang sifatnya lebih khusus. Penarikan kesimpulan deduktif tidak menghasilkan pengetahuan baru sebab kesimpulan sudah tercantum didalam premisnya secara tersirat. Menurut bentuknya. Penalaran deduktif dapat berupa silogisme atau entimem.

Tugas ke 3

Jawaban latihan halaman 76 sampai 78 buku George keraf
No. 1-5

1. apa yng anda dapat simpulkan dengan menggunakan data-data berikut:
a.hasil tahun pertama pelita 1 bagi departemen PUTL adalah:
anggaran yang ditetapkan Rp. 336.690.000.000,- sebelum habis tahun anggaran tersebut sudah habis di pakai, sebab itu departemen ini mendapatkan anggaran tambahan sebesar Rp. 6.365.000.000.
Jawab:
departemun PUTL tidak menggunakan dana secara efisien dalam melakukan suatu kegiatan karena sebelum tahun 1 habis dana tersebut sudah habis terpakai dan memerlukan dana tambahan lagi. Itu tidak baik bagi kelangsungan jalannya departemen tersebut.
b.departemen P & K:
Anggaran belanja ditetapkan Rp. 5.500.000.000,- dalam bulan februari 1970 baru digunakan Rp. 2.500.000.000,-
Jawab:
departemen P & K harus lebih efisien lagi dalam mengguanakn anggaran nya tersebut untuk kedepannya.
c.Departemen Pertanian:
Anggaran yg ditetapkan Rp.6.697.948.200,-
Terpakai Rp. 6.675.415.470
Jawab:
dalam menggunakan anggaran dana departemen pertanian sangat efisien dan efektif terbukti dengan masih ada dana yang tersisa sampai akhir periode.

2. Jalan pikiran yang di bawah ini menggunakan penalaran yang mana??
Benarkah proses pnalaran ini?
a.Untuk memahami seseorang yang pemabuk, maka seorang penyelidik harus minum sampai mabuk:
Jawab: Silogisme hipotetis (tidak benar)
b.Pemerintah harus berkewajiban menjaga keselamatan jiwa dan raga bangsa Indonesia. Untuk menjaga keselamatan jiwa raga bangsa dan moral bangsa, pemerintah berhak mengadakan sensor terhadap film-film. Untuk itu pemerintah membentuk panitian sensor yang bertugas mensensor semua film. Sebab itu apapun keputusab panitia harus diterima oleh semua masyarakat Indonesia.
Jawab: silogisme kategorial (benar)
c.Mereka yang melakukan korupsi jutaan rupiah atas uang Negara, diminta untuk menyelesaikan perkaranya diluar pengadilan. Orang-orang semacam itu biasanya orang yang berada dan berkedudukan tinggi. Mat Bagong ditangkap, dipukuli dan ditan berbulan-bulan karena memalsukan kuintansi pengobatan dengan selisih Rp. 150,-. Ia akhirnya dijatuhi hukuman penjara selama tiga bulan. Seba itu, lebih baik mengkorup uang jutaan rupiah daripada memalsukan kuintansi sebesar Rp. 150,-.
Jawab: rantai deduksi (tidak benar)

3. tetapkan jenis silogisme berikut:
a.Tiap orang Indonesia termasuk pembayar pajak atau tidak, ia adalah pembayar pajak. Sebab itu, ia tidak termasuk orang Indonesia yang tidak membayar pajak.
Jawab: Silogisme hipotetis
b.Seseorang yang dikuasai kemarahan akan kehilangan akal sehatnya. Pak Sabar tidak penah marah sesaat pun. Sebab itu, ia tak pernah kehilangan akal sehatnya.
Jawab: Silogisme kategorial.
c.Mereka yang dari lahir sudah kaya, tidak dapat membayangkan bagaimana menjadi orang miskin. Pak Karta adalah orang yang tidak kaya dari kelahirannya. Sebab itu, ia dapat membayangkan betapa menjadi orang miskin.
Jawab: Silogisme alternative
d.Semua yang masuk perguruan tinggi adalah mahasiswa. Bejo adalah orang yang masuk perguruan tinggi . sebab itu, Bejo adalah seorang mahasiswa.
Jawab: Silogisme Kategorial

4.“karena semua pesawat Garuda yang saya tumpangi adalah pesawat yang bermesin jet, maka semua pesawat milik Garuda adalah pesawat bermesin jet.”
Yang mana dari penalaran berikut yang aling mirip dengan penalaran diatas?jelaskan!
a.Karena semua mahasiswa yang telah saya saya jumpai adalah orang-orang yang cerdas , maka tampaknya hanya sedikit yang tidak lulus.
Jawab: Tidak mirip, karena tidak ada keterkaitan.
b.Semua bahasa di dunia yang pernah saya pelajari memliki kata seru, kata seru ini meruoakan unsure primitive dari bahasa yang berbentuk kalimat yang masih bertahan.
Jawab: Tidak mirip, karena tidak ada keterkaitan.
c.Karena semua novel yang ditulisnya cenderung bernada seks, maka agaknya ia tertarik dengan masalah seks.
Jawab: ya, karena ada keterkaitan.
d.Karena semua buruh di perusahan itu rajin melaksanakan tugasnya, maka semuanya adalah buruh yang penuh tanggung jawab.
Jawab: Ya
e.Kareana semua kapal yang pernah saya tumoangi memberikan pelayanan yang sangat memuaskan, maka semua kapal sangat memuaskan servisnya.
Jawab: ya, karena ada keterkaitan.

5. Perluaslah entimem berikut menjadi sebuah silogisme:
a.Ia adalah seorang warga yang baik, sebab setiap ada aksi-aksi social untuk kepentingan bangsa ia selalu ikut.
Jawab:
Mayor: seorang warga negara yang yang baik adalah selalu ikut setiap ada aksi social untuk kepentingan bangsa.
Minor: ia adalah seorang warga yang baik.
Konklusi: sebab itu, ia selalu ikut setiap ada aksi-aksi social untuk kepentingan bangsa.
b.Ia pasti seorang ahli dalam bidang matematika, karena ia mengajar matematika di fakultas tersebut.
Jawab:
Mayor: siapa saj yang ahli dalam bidang matematika adalah yang mengajar di fakultas tersebut.
Minor: ia adalah seorang yang ahli dalam bidang matematika.
Konklusi: sebab itu, ia mengajar matematika di fakultas tersebut.
c.Kita harus membantu usaha peri kemanusian yang telah dicetuskan oleh presiden, karena usaha itu merupakan jalan yang paling baik untuk memajukan putra-putri Irian Jaya.
Jawab:
Mayor: usaha perikemanusian yang telah dicetuskan oleh presiden adalah untuk memajukan putra-putri Irian Jaya.
Minor: usaha itu merupakan jalan yang paling baik.
Konklusi: usaha itu merupakan jalan yang paling baik untuk memajukan putra-putri Irian Jaya.
d.Mereka menerima syarat kerja itu, karena mengandung pasal-pasal yang memberikanharapan untuk perbaikan nasibnya.
Jawab:
Mayor: syarat kerja itu mengandung pasal-pasal yang memberikan harapan untuk perbaikan nasibnya.
Minor: merka menrima syarat kerja itu.
Konklusi: merka menrima syarat kerja itu yang mengandung pasal-pasal yang memberikan harapan untuk perbaikan nasibnya.
e.Ia pasti berhasil dalam dunia internasional, karena ia menguasai lima bahasa dunia.
Jawab:
Mayor: dalam dunia usaha internasional ia menguasai lima bahasa dunia.
Minor: ia menguasai lima bahsa dunia.
Konklusi: ia pasti berhasil dalam dunia usaha internasional karena ia menguasai lima bahasa dunia.
f.Ia harus memasuki pergguruan tinggi, karena ia berbakat.
Jawab:
mayor: ia harus masuk pergururan tinggi.
Minor: ia berbakat.
Konklusi: karena itu ia harus masuk perguruan tinggi

Tugas ke 4

TULISAN POPULER

Wilayah Bandung Selatan seperti: Bale Endah, Dayeuh Kolot dan Soreang adalah daerah langganan banjir setiap musim hujan datang, karena berada ditepian sungai Citarum yang menampung aliran air ketika dataran tinggi Bandung hujan.
Setiap tahun banjir itu selalu terjadi, tetapi belum pernah ada upaya untuk menyelesaikannya. Banyak usulan penyelesaian ditawarkan oleh para ahli akan tetapi untuk melaksanakannya tidak semudah seperti yang dikatakan.
Hal ini menarik, ketika masa lalu ibukota kabupaten Bandung yang berada di Dayeuh Kolot dipindahkan ke Bandung karena selalu kebanjiran, tetapi setelah pengembangan kota ke wilayah tersebut berulang dan berkembang terus sampai saat ini.
Siapa yang salah?